Friday, March 7, 2014

Cintaku Tertinggal di Malaysia

Lanjutan Kelima, Dari Cerita Sebelumnya "Tarzan Kampus"

RUMPUT TETANGGA LEBIH HIJAU

Sering kali gue kangen sama negara gue sendiri yaitu Indonesia, walaupun terkadang gue sedih melihat perkembangan di negara gue ternyata kalah jauh sama di negara tetangga kita ini, kita ambil contoh aja gardu toll disini udah canggih banget semua serba otomatis, gue tinggal masukin uang ke mesin dan si mesin ngembaliin uang ke kita dengan benar, kalau ada masalah tinggal klik tombol bantuan dan tinggal tunggu petugas yang datang untuk membantu kita, ada juga yang udah pake chip atau kartu di mobilnya, ini lebih asik lagi jadi kita nga perlu buka kaca mobil, langsung 'Blassssss' palang pintu kebuka dengan sendirinya, jadi sebagian besar di negara tetangga kita ini semua udah serba otomatis dan modern, udah nga ada lagi petugas yang jaga di pintu toll(sambil dengerin dangdutan).

Melihat perkembangan fashion di negara tetangga tidak jauh dengan di negara kita, terkadang gue lihat di Malaysia siang-siang dengan udara yang bersih, jarang ada polusi, serta matahari yang terik sama seperti di Jakarta, beberapa cewek-cewek dengan hotpants(celana pendek se-paha), kaca mata hitam, kaos tipis dengan sepatu yang lucu-lucu terlihat di sepanjang jalan di Kuala Lumpur, dan pemandangan itu menjadi pemandangan yang biasa gue lihat disana, gue berfikir bahwa perkembangan fashion disana memang sangatlah maju, para muda mudi ingin tampil se wahh mungkin, mereka berpakaian layaknya seorang model, tidak terlalu jauh sama di Indonesia pemandangan tersebut, cewek-cewek dengan hotpants, baju kaos, paha item, muka putih dengan sepatu yang agak kurang maching menjadi pemandangan yang biasa kita lihat di Ibukota, para model cabe-cabean yang mungkin bangun kesiangan.

Banjir mungkin menjadi masalah yang tidak terlihat lagi di negara tetangga kita ini, mereka punya trowongan yang namanya SMART Tunnel, fungsinya mengaliri air hujan yang berlebih ke sungai-sungai daerah sekitar Kuala Lumpur sehingga menghindarkan Kuala Lumpur dari banjir pada musim hujan, karena Kuala Lumpur merupakan pusat district Malaysia yang tidak boleh mati, trowongan ini juga berfungsi sebagai jalur bebas hambatan untuk kendaraan roda empat agar mengurangi arus kemacetan di musim kemarau, lain halnya dengan negara kita punya trowongan Casablanca yang berfungsi sebagai tempat bersemayamnya roh-roh jahat yang kurang istirahat, Sadiss..

Dalam beberapa hal negara tercinta kita ini memang kalah, tapi tunggu dulu.. kita masih punya beberapa hal yang lebih dari negara tetangga kita ini, selain korupsi yang overdosis, kita punya makanan yang menurut gue jauh lebih nikmat dibandingkan dengan negara tetangga kita ini, saking kangennya sama masakan Indonesia, gue selalu mencari kafe-kafe Indonesia disana dan orang-orang dari negara lainpun suka dengan masakan Indonesia yang terkenal nikmat sekali, walaupun rasanya berbeda sedikit dari aslinya, tetapi jenis makanan yang disajikan mendekati serupa dengan di Indonesia jadi bisa mengobati rasa kangen gue akan cita rasa sejati masakan Indonesia, apalagi masakan Padang, wuiihh kata pak Bondan 'Maknyooossss..'

Gue seneng banget makan nasi uduk atau pecel lele gitu, yang biasa jual di pinggiran kalau udah menjelang sore sampai malam hari, ternyata di Malaysia ada juga makanan yang menyerupai nasi uduk, namanya nasi minyak, emang terdengar horor menurut gue waktu pertama kali denger kata-kata ini, karena nasi minyak itu kalau digoreng jadi nasi goreng dan kalau tidak digoreng jadi nasi basi yang berbahaya untuk di konsumsi.

Eits tunggu dulu nih.. nasi minyak itu sebutan untuk nasi uduknya Malaysia(uhuk-uhuk.. nasi uduk kw5) memang dalam beberapa sebutan kata-kata dalam bahasa Melayu agak kasar menurut gue, pernah disuatu ketika dosen Malaysia gue maksa ngobrol pake bahasa Indonesia gitu, ceritanya gue habis liburan dan doi nanya ke gue 'Aryo.. seronok tak holiday kamu?', kalau menurut gue ini tiga bahasa dicampur jadi satu(aneh  memang!), dalam hati gue sempet berfikir bahwa liburan gue habiskan bersama cewek-cewek semi-nude gitu di pinggirian pantai dan kita mabok sampe pagi and maybe she wants to join us.

Sempat ba bi bu ba bi bu akhirnya gue tanya juga 'Ape seronok itu ke?' (gue jadi ikutan terhasut tiga bahasa dengan logat semi katak keselek biji duren), 10 detik si dosen maksa mikir buat translate bahasa Malay ke bahasa Indonesia, akhirnya doi pake bahasa Inggris juga, 'Seronok mean enjoy' (akhirnya!), 'oh oke miss.. i spent my holiday with my fams, i went to bali' bales gue.. memang beberapa kosa kata kita mirip dengan Malaysia tapi memiliki arti yang jauh berbeda seperti rumah sakit bersalin menjadi rumah sakit korban lelaki, mungkin saran gue lebih baik pake bahasa Inggris daripada lu harus maksa pake bahasa korban lelaki(loh..?).

Jangan buat aku untuk Mengingatmu 
           tapi Buat aku untuk tak bisa Melupakanmu -


6 comments:

  1. Rumah sakit bersalin bertukar jadi rumah sakit korban lelaki? Untuk pengetahuan kamu, di Malaysia kami sudah tidak guna perkataan 'rumah sakit ' . Kami hanya pakai perkataan 'hospital '

    ReplyDelete
  2. Rumah sakit bersalin bertukar jadi rumah sakit korban lelaki? Untuk pengetahuan kamu, di Malaysia kami sudah tidak guna perkataan 'rumah sakit ' . Kami hanya pakai perkataan 'hospital '

    ReplyDelete
  3. Rumah sakit korban lelaki? Dah 36 tahun aku hidup tak pernah dengar pun. Manalah kau dapat ajaran sesat ni

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tu joke zaman sukarno dulu. Rumah sakit Kuala Lumpur . . KL tuh ditukar jd Korban Lelaki . Mengong kan

      Delete