Saturday, March 30, 2013

Edisi Spesial

Beberapa Tulisan Gue yang di Lombakan

CINTA SEGI TAK BERBENTUK

            Cinta memang susah didefinisikan dengan kata-kata, cinta terlalu abstrak untuk disentuh dan cinta selalu menjadi bagian terpenting di dalam hidup kita, panggil saja gue Aryo, remaja belia yang masih duduk di bangku kuliah ini sedang sibuk-sibuknya mengurus skripsi, di sela-sela kesibukan gue, gue selalu menyempatkan diri gue untuk mencari cinta sejati gue, cinta yang gue nga akan pernah gue tau dimana bakal gue temui, seperti layaknya di sebuah sinetron, kisah percintaan terkadang diawali pada saat bertubrukan di jalan dan buku-buku si cewek jatuh, seketika itu pula si cowok yang mungkin saja homo menolong si cewek, mereka saling menatap satu sama lain dan mereka saling jatuh cinta (hueeekkk..), sungguh insiden yang gue tunggu-tunggu selama ini, insiden terakhir yang gue alami adalah ketika gue nabrak tukang mie ayam dan gerobaknya jatuh, si tukang mie ayam gagal dagang hari itu, gue merasa bersalah, kita saling menatap dan untung nga jatuh cinta, akhirnya gue kasih 100ribu yang mungkin bisa mengganti sedikit kerugian si tukang mie ayam, diakhiri dengan mendorong gerobak mie ayam bareng, what a good day.

            Hari-hari gue lewati dengan kehampaan sebagai seorang jomblo yang kurang pergaulan, hari ini waktunya gue buat jalan-jalan ke sebuah mall yang ada di Yogyakarta, sore ini terlihat indah sekali, matahari yang sudah tidak terlalu terik siap menemani perjalan gue kali ini, gue menemui teman gue yang gue kenal dari sebuah club malam di Jogja, sebut saja Hadi, seorang belesteran Jawa - Ragunan ini merupakan seorang homo ababil yang memiliki banyak teman-teman wanita cantik di dekatnya, that's way gue mau janji ketemuan sama dia di Ambarukmo Plaza, mall terbesar dan cuma satu-satunya di Yogyakarta.

            Sesampainya di tempat yang telah dijanjikan sebelumnya, gue menunggu pasrah, dan sesuai apa yang udah gue duga sebelumnya ternyata si Hadi membawa teman wanitanya sebut saja Cintya, dengan perawakan tinggi, rambut panjang, putih dan langsing itu merupakan idaman para laki-laki setengah hidup kayak gue, 'Hai Aryo udah lama loe nunggu?' Hadi menyapa gue santai, 'Nga gue baru aja sampai' pandangan gue masih tertuju ke si Cintya, 'Ini kenalin temen gue Cintya', 'Hallo..', 'Ya hallo juga' tangannya lembut bagaikan marsmelow dan nga pingin gue lepas sampai akhirnya doi ngelepasin tangan gue duluan(secara paksa), kita duduk santai ditemani beberapa minuman dan makanan ringan yang sudah kita pesan sebelumnya.

            Kurang lebih 2jam kita habiskan di tempat itu, curi-curi pandang nga pernah bisa gue hindarkan dari pandangan gue ke Cintya pada saat itu, mukanya yang cantik nan jelita membuat daya tarik tersendiri buat jomblo akut seperti gue(dan kalian) sehingga hati guepun mulai mengirimkan sinyal-sinyal cinta, yang mungkin akan sulit berhubungan dengan Cintya selama kita masih harus jalan bertiga bersama Gorila Jawa-nya, rencananya besok malam kita mau ketemuan lagi di butiknya si Hadi di daerah Gejayan, gue mengiyakan pasrah dipergauli gay demi mencari sebuah cinta yang terkadang kita rela berbuat apa saja untuknya.

            Malam itupun tiba, gue dengan dandanan yang super ganteng(menurut gue) siap memikat hati si Cintya dengan parfum KW gue yang sudah berhasil membuat gue sakit perut dari tadi karena baunya yang lebay, sesampainya di butik, gue hanya melihat penampakan dua gay ababil yang mungkin bakal menyodomi gue di dalam, jadi rencananya gue bakal nunggu di luar demi keamanan pantat gue.

            'Hai Hadi, sorry telat, gue ketiduran', 'Iya santai aja, anak-anak belum pada dateng juga koq' jangan bilang anak-anak itu maksudnya komplotan gay loe!, 'Hmm.. Cintya maksud loe?', 'Iya dan yang lainnya', 'Oh oke.. gue nunggu di luar ya', 'Sip sip', dinginnya malam itu menemani gue dengan sebatang rokok marlboro menunggu datangnya sang gebetan gue.

            Beberapa saat menunggu, tiba-tiba mobil Jazz hitam terpakir di sebrang butik, keluar dua wanita cantik yang salah satunya adalah Cintya dan satu lelaki tak diundang dari dunia gaib, 'Hai aryo, udah lama loe? Cintya menyapa gue, 'Nga baru aja, tuh Hadi ada di dalem', 'Oh oke.. nih kenalin temen gue (sebut saja)Maya sama Indra' gue bersalaman sama Maya dan Indra(dengan terpaksa), kitapun masuk ke dalem butik.

            Di dalam sang komplotan gay berteriak-teriak histeris, sedikit lebay 'Aaaaaa.. Aaaa.. Mayaaaa.. gimana kabar, cucok' Hadi terlihat senang sekali, 'Aaaa.. Aaa.. iya Maya dari mana aja nga pernah keliatan lagi' temennya ikut-ikutan sok histeris, 'Gue sibuk nyusuin bokin gue nih' si Maya menanggapi jorok, gue bengong melihat sosialtia yang terjadi antara remaja cewek dengan beberapa teman gay-nya yang memang terlalu vulgar dalam bercanda, gue hanya bisa mangap-mangap mirip lele kena TBC mengikuti candaan-candaan ala mereka, yang mungkin Maya kira gue juga bagian dari komplotan gay labil ini, gue pasang muka macho tapi lebih kelihatan makin homo.

            Ternyata si Hadi sudah menyiapkan beberapa minuman beralkohol malam itu, mereka merencanakan untuk minum-minum di butiknya si Hadi, sebagai remaja ababil yang beranjak gaul seperti gue, gue terpaksa mengikuti apa yang sudah mereka rencanakan, Cintya dan Maya juga ikut bergabung minum bareng, gue hanya bisa mengiyakan dengan kemungkinan terburuk gue bakal di sodomi mereka kalau gue terlalu mabuk.

            'Cheeersssss..' kita bersulang untuk minuman yang pertama, ditemani musik-musik RnB malam itu yang membuat perkumpulan kita menjadi semakin hangat, Cintya gue lihat saat itu sudah setengah mabuk dan doi duduk pas di depan gue, di samping gue ada si Hadi dengan beberapa botol minuman yang sedang asik mengisi gelas-gelas kecil dengan minuman beralkohol tersebut.

            Malam semakin larut, minuman pun sudah memasuki ronde yang sudah tidak terhitung lagi oleh gue, ada beberapa teman kita sudah pada mabuk, gue masih setengah sadar, pada saat itu juga si Hadi tiba-tiba mepet-mepet ke gue, gue merasa kayak lagi berpacaran sama doi dan gue baru sadar kalau ternyata si Hadi emang udah suka sama gue dari pas kenalan di club malam itu, gue yang belum terlalu mabuk pada malam itu langsung segera menyadarkan diri berharap gue tidak terlalu mabuk di malam itu, Hadipun memeluk gue, gue mau teriak tapi cuma bisa dalem hati 'AAAAAAAAAAA.. GOD PLEASE HELP ME!!', rencana ngegebet si Cintyapun terlihat gagal total, mungkin ini yang kita namakan cinta segi tak berbentuk, dimana kita ngegebet cewek disitu pula kita digebet gay.

            Sebelum hal-hal yang diinginkan oleh Hadi terjadi dan yang diinginkan oleh gue mustahil terjadi, akhirnya gue pura-pura di telepon abang gue yang sebenarnya adalah temen gue yang tinggal di daerah dekat situ untuk menjemput gue, guepun menunggu beberapa saat sampai akhirnya temen gue dateng dan menyuruh gue pulang sekarang juga yang mereka kira doi adalah abang gue, dan gue mengiyakan buat balik bareng abang gue sebelum dimulainya acara sodomi berantai.

            Sesampainya di rumah temen gue sebut saja Anton, gue langsung tertidur karena sudah terlalu mabuk, dan keesokan paginya gue kirim pesan BBM ke si Cintya meminta maaf karena gue terlalu mabuk dan harus balik duluan(sebelum di sodomi masal), si Cintya memaklumi gue dan beberapa pesan dari Hadi tidak pernah gue balas sampai pada akhirnya gue harus menghapus kontak mereka, karena menurut gue, mereka adalah sahabat yang saling berhubungan dekat satu dengan yang lainnya, jangan sampai cinta segi tak berbentuk ini merusak persahabatan mereka.

            Cinta memang menuntut kita untuk saling memiliki, terkadang cinta bisa melupakan sebuah arti pertemanan maupun persahabatan, cinta merupakan sesuatu hal yang sangat mulia yang harus kita jaga dengan sangat hati-hati, cinta memang harus diperjuangkan tapi ada saatnya kita harus merelakan cinta itu pergi, jadi lakukanlah sebijak mungkin tentang cinta tapi jangan sampai pada akhirnya kamu dipermainkan oleh cinta.


- Sebaik-baiknya cinta yang kamu miliki, tidak akan pernah lebih baik dari cinta yang diberikan oleh Ayah dan Ibumu -



No comments:

Post a Comment