Beberapa Tulisan Gue yang di Lombakan
CINTA
SEGI TAK BERBENTUK
Cinta memang susah didefinisikan
dengan kata-kata, cinta terlalu abstrak untuk disentuh dan cinta selalu menjadi
bagian terpenting di dalam hidup kita, panggil saja gue Aryo, remaja belia yang
masih duduk di bangku kuliah ini sedang sibuk-sibuknya mengurus skripsi, di sela-sela
kesibukan gue, gue selalu menyempatkan diri gue untuk mencari cinta sejati gue,
cinta yang gue nga akan pernah gue tau dimana bakal gue temui, seperti layaknya
di sebuah sinetron, kisah percintaan terkadang diawali pada saat bertubrukan di
jalan dan buku-buku si cewek jatuh, seketika itu pula si cowok yang mungkin
saja homo menolong si cewek, mereka saling menatap satu sama lain dan mereka
saling jatuh cinta (hueeekkk..),
sungguh insiden yang gue tunggu-tunggu selama ini, insiden terakhir yang gue
alami adalah ketika gue nabrak tukang mie ayam dan gerobaknya jatuh, si tukang
mie ayam gagal dagang hari itu, gue merasa bersalah, kita saling menatap dan
untung nga jatuh cinta, akhirnya gue kasih 100ribu yang mungkin bisa mengganti
sedikit kerugian si tukang mie ayam, diakhiri dengan mendorong gerobak mie ayam
bareng, what a good day.
Hari-hari gue lewati dengan
kehampaan sebagai seorang jomblo yang kurang pergaulan, hari ini waktunya gue
buat jalan-jalan ke sebuah mall yang ada di Yogyakarta, sore ini terlihat indah
sekali, matahari yang sudah tidak terlalu terik siap menemani perjalan gue kali
ini, gue menemui teman gue yang gue kenal dari sebuah club malam di Jogja,
sebut saja Hadi, seorang belesteran Jawa - Ragunan ini merupakan seorang homo
ababil yang memiliki banyak teman-teman wanita cantik di dekatnya, that's way gue mau janji ketemuan sama
dia di Ambarukmo Plaza, mall terbesar dan cuma satu-satunya di Yogyakarta.
Sesampainya di tempat yang telah
dijanjikan sebelumnya, gue menunggu pasrah, dan sesuai apa yang udah gue duga
sebelumnya ternyata si Hadi membawa teman wanitanya sebut saja Cintya, dengan
perawakan tinggi, rambut panjang, putih dan langsing itu merupakan idaman para
laki-laki setengah hidup kayak gue, 'Hai Aryo udah lama loe nunggu?' Hadi
menyapa gue santai, 'Nga gue baru aja sampai' pandangan gue masih tertuju ke si
Cintya, 'Ini kenalin temen gue Cintya', 'Hallo..', 'Ya hallo juga' tangannya
lembut bagaikan marsmelow dan nga pingin gue lepas sampai akhirnya doi
ngelepasin tangan gue duluan(secara paksa),
kita duduk santai ditemani beberapa minuman dan makanan ringan yang sudah kita pesan
sebelumnya.
Kurang lebih 2jam kita habiskan di tempat
itu, curi-curi pandang nga pernah bisa gue hindarkan dari pandangan gue ke
Cintya pada saat itu, mukanya yang cantik nan jelita membuat daya tarik
tersendiri buat jomblo akut seperti gue(dan
kalian) sehingga hati guepun mulai mengirimkan sinyal-sinyal cinta, yang mungkin
akan sulit berhubungan dengan Cintya selama kita masih harus jalan bertiga
bersama Gorila Jawa-nya, rencananya besok malam kita mau ketemuan lagi di
butiknya si Hadi di daerah Gejayan, gue mengiyakan pasrah dipergauli gay demi mencari sebuah cinta yang
terkadang kita rela berbuat apa saja untuknya.
Malam itupun tiba, gue dengan
dandanan yang super ganteng(menurut gue)
siap memikat hati si Cintya dengan parfum KW gue yang sudah berhasil membuat
gue sakit perut dari tadi karena baunya yang lebay, sesampainya di butik, gue hanya melihat penampakan dua gay ababil yang mungkin bakal menyodomi
gue di dalam, jadi rencananya gue bakal nunggu di luar demi keamanan pantat gue.
'Hai Hadi, sorry telat, gue
ketiduran', 'Iya santai aja, anak-anak belum pada dateng juga koq' jangan
bilang anak-anak itu maksudnya komplotan gay
loe!, 'Hmm.. Cintya maksud loe?', 'Iya dan yang lainnya', 'Oh oke.. gue nunggu
di luar ya', 'Sip sip', dinginnya malam itu menemani gue dengan sebatang rokok
marlboro menunggu datangnya sang gebetan gue.
Beberapa saat menunggu, tiba-tiba
mobil Jazz hitam terpakir di sebrang butik, keluar dua wanita cantik yang salah
satunya adalah Cintya dan satu lelaki tak diundang dari dunia gaib, 'Hai aryo,
udah lama loe? Cintya menyapa gue, 'Nga baru aja, tuh Hadi ada di dalem', 'Oh
oke.. nih kenalin temen gue (sebut saja)Maya sama Indra' gue bersalaman sama
Maya dan Indra(dengan terpaksa),
kitapun masuk ke dalem butik.
Di dalam sang komplotan gay berteriak-teriak histeris, sedikit lebay 'Aaaaaa.. Aaaa.. Mayaaaa.. gimana
kabar, cucok' Hadi terlihat senang sekali, 'Aaaa.. Aaa.. iya Maya dari mana aja
nga pernah keliatan lagi' temennya ikut-ikutan sok histeris, 'Gue sibuk nyusuin bokin gue nih' si Maya menanggapi
jorok, gue bengong melihat sosialtia
yang terjadi antara remaja cewek dengan beberapa teman gay-nya yang memang terlalu vulgar dalam bercanda, gue hanya bisa mangap-mangap
mirip lele kena TBC mengikuti candaan-candaan ala mereka, yang mungkin Maya
kira gue juga bagian dari komplotan gay
labil ini, gue pasang muka macho tapi lebih kelihatan makin homo.
Ternyata si Hadi sudah menyiapkan
beberapa minuman beralkohol malam itu, mereka merencanakan untuk minum-minum di
butiknya si Hadi, sebagai remaja ababil yang beranjak gaul seperti gue, gue
terpaksa mengikuti apa yang sudah mereka rencanakan, Cintya dan Maya juga ikut
bergabung minum bareng, gue hanya bisa mengiyakan dengan kemungkinan terburuk
gue bakal di sodomi mereka kalau gue terlalu mabuk.
'Cheeersssss..' kita bersulang untuk
minuman yang pertama, ditemani musik-musik RnB malam itu yang membuat
perkumpulan kita menjadi semakin hangat, Cintya gue lihat saat itu sudah
setengah mabuk dan doi duduk pas di depan gue, di samping gue ada si Hadi
dengan beberapa botol minuman yang sedang asik mengisi gelas-gelas kecil dengan
minuman beralkohol tersebut.
Malam semakin larut, minuman pun
sudah memasuki ronde yang sudah tidak terhitung lagi oleh gue, ada beberapa
teman kita sudah pada mabuk, gue masih setengah sadar, pada saat itu juga si
Hadi tiba-tiba mepet-mepet ke gue, gue merasa kayak lagi berpacaran sama doi
dan gue baru sadar kalau ternyata si Hadi emang udah suka sama gue dari pas
kenalan di club malam itu, gue yang belum terlalu mabuk pada malam itu langsung
segera menyadarkan diri berharap gue tidak terlalu mabuk di malam itu, Hadipun
memeluk gue, gue mau teriak tapi cuma bisa dalem hati 'AAAAAAAAAAA.. GOD PLEASE HELP ME!!', rencana ngegebet si Cintyapun
terlihat gagal total, mungkin ini yang kita namakan cinta segi tak berbentuk,
dimana kita ngegebet cewek disitu pula kita digebet gay.
Sebelum hal-hal yang diinginkan oleh
Hadi terjadi dan yang diinginkan oleh gue mustahil terjadi, akhirnya gue
pura-pura di telepon abang gue yang sebenarnya adalah temen gue yang tinggal di
daerah dekat situ untuk menjemput gue, guepun menunggu beberapa saat sampai
akhirnya temen gue dateng dan menyuruh gue pulang sekarang juga yang mereka
kira doi adalah abang gue, dan gue mengiyakan buat balik bareng abang gue
sebelum dimulainya acara sodomi berantai.
Sesampainya di rumah temen gue sebut
saja Anton, gue langsung tertidur karena sudah terlalu mabuk, dan keesokan
paginya gue kirim pesan BBM ke si Cintya meminta maaf karena gue terlalu mabuk
dan harus balik duluan(sebelum di sodomi
masal), si Cintya memaklumi gue dan beberapa pesan dari Hadi tidak pernah
gue balas sampai pada akhirnya gue harus menghapus kontak mereka, karena
menurut gue, mereka adalah sahabat yang saling berhubungan dekat satu dengan
yang lainnya, jangan sampai cinta segi tak berbentuk ini merusak persahabatan
mereka.
Cinta memang menuntut kita untuk
saling memiliki, terkadang cinta bisa melupakan sebuah arti pertemanan maupun
persahabatan, cinta merupakan sesuatu hal yang sangat mulia yang harus kita
jaga dengan sangat hati-hati, cinta memang harus diperjuangkan tapi ada saatnya
kita harus merelakan cinta itu pergi, jadi lakukanlah sebijak mungkin tentang
cinta tapi jangan sampai pada akhirnya kamu dipermainkan oleh cinta.
- Sebaik-baiknya cinta yang kamu miliki, tidak
akan pernah lebih baik dari cinta yang diberikan oleh Ayah dan Ibumu - |
No comments:
Post a Comment