KISAH CINTA YANG TAK PERNAH ABADI
Pada suatu ketika di Malaysia, gue merencanakan jalan barena cewek
gue yang sudah terdeklarasikan sebelumnya diatas monumen mobil gue di daerah
Bandung, kali ini gue mengajak sahabat gue yang agak sedikit homo menurut gue
dan tidak diterima di dunia permahoan dikarenakan adik kecilnya yang
bener-bener kecil, yang tidak lain dan tidak bukan adalah gitaris band gue
sejak SMA dulu yaitu 'Galih Rakasiwi Jarang Mandi', panggilan kesayangannya si
old, karena tampangnya yang mengalami penuaan dini sejak dalam kandungan, si
old ini merupakan seniman sejati yang selalu mengemis cinta, di masa mudanya
dia habiskan dengan berfikir kenapa tidak ada wanita yang mau sama dia, sangat menjijikan.
Kali ini gue berencana jalan bertiga ke mall di Malaysia yang
bernama Paviliun, gue rencananya mau nonton film Benjamin Button, sesampainya
di mall kitapun langsung mencari tempat makan yang paling murah, kalau
seandainya tidak ada terpaksa kita menjilat-jilat pohon demi mengambil
sari-sari makanan pada tumbuhan, sampailah kita di kedai es cream, dan kita
sempat mencicipi beberapa es cream yang menurut gue tidak begitu senikmat es
cream haagen-dazs, waktu itu kita sembari menunggu film, rambut gue yang mirip
popcron setengah mateng ini mengganggu pemandangan manusia-manusa yang berlalu-lalang.
(Galih-Gue)
Pada akhirnya jam film gue mulai, kitapun bergegas menuju theater
XXI yang berada di mall Paviliun lantai paling atas, setibanya di pintu masuk 'Daaaaarrrrrrr' ternyata tiket kita
hilang saudara-saudara, kita mencoba mengingat-ngingat kembali hal-hal yang
mungkin terjadi tadi, gue sama Sofia fix menyalahkan Galih karena kita sepakat
untuk berkonspirasi bahwa yang megang tiket terakhir adalah Galih, Galih bingung
tetapi tidak menyesal, dia mencoba mencari koalisi, tapi yang ada hanya sedotan
dan kentang goreng, syarat koalisi adalah makhluk hidup, dia putus asa dan
berencana mau menusuk dirinya dengan sedotan, berakhir gagal.
Antrian di belakang semakin panjang, karena kita terlalu lama
mencari tiket kita yang hilang, petugaspun juga semakin kebingungan, pasang
muka pasrah ke petugas penjaga, akhirnya doi mengizinkan kita masuk setelah berhasil
berkompromi tentang apa yang sebenarnya terjadi kepada para tuyul yang
gentayangan di mall ini, akhirnya kita masuk dan menepati tempat duduk yang
masih kita ingat tadi yaitu di front row!!,
karena penuh sekali yang nonton film baru ini.
Sempat beberapa saat menonton iklan di dalam bioskop, sampai
akhirnya dua orang laki-laki yang mungkin berasal dari India itu datang, dan
mereka terlihat bingung, kita juga bingung, ternyata tiket kita berhasil
ditemukan, tetapi kenapa tidak di kembalikan malah mereka juga bilang itu tiket
mereka, gue coba menjelaskan apa yang terjadi, tetapi dua makhluk India ini
tidak menggubris apa yang gue katakan, gue mencoba menirukan tarian sharul khan
berharap mereka mengerti apa yang sebenarnya terjadi, tapi gue cuma bisa tari
poco-poco itupun dengan gaya robocop kesetrum listrik 1000mega watt, akhirnya
kita diusir oleh tiket kita sendiri dan gagal hangout malam itu, gue kesel,
Sofia pasrah, Galih biasa aja.
Sejak kejadian itu, gue jarang banget ngasih kepercayaan ke si old
ini, dia teledor banget dan kurang bisa diandalkan masalah-masalah yang penting
seperti menjaga keperjakaan pantat gue, gue sama Sofia masih inget banget
kejadian waktu itu, karena berakhir dengan sangat tragis, sejak saat itu pula
gue sama Sofia lebih sering jalan berdua, nonton bareng, makan bareng, pernah
juga karaoke bareng, dan berakhir Sofia harus menderita mendengar suara gue
yang terdengar lebih mirip tikus yang terjebak dalem lem keras, beberapa momen
banyak yang gue ingat dari kita jalan bareng ke pulau Langkawi di Malaysia, ke
zoo negara, pyramid di Malaysia, Melaka, dan masih banyak lagi momen-momen
indah yang selalu kita lewati bersama, dan banyak juga hal-hal menyakitkan yang
kita alami dari berantem selama seminggu, ego untuk siapa yang menelpon duluan,
sampai harus kita meneteskan air mata, playlist
Bagindas.
Pada dasarnya kejadian-kejadian itu yang membuat kita semakin
dekat dan semakin kangen satu sama lain apabila kita sedang jauh, beberapa
tahun gue lewati bersama Sofia, suka duka, tangis dan air mata pernah kita
alami bersama, sampai akhirnya gue harus mengakhiri study gue di Malaysia
karena kenakalan gue dan gue harus berpindah kuliah di Jakarta, Sofiapun
memikirkan hal tersebut hari demi hari, dia jauh berfikir kedepan kalau
ternyata long distance relationship sangatlah
susah dijalani, dan itu terbukti salah satunya buat hubungan kita berdua,
terkadang kita kangen banget satu sama lain untuk ingin bertemu, tetapi
perantara suara di dalam jaringan telekomunikasi dan penampakan wajah di kamera
skype tidak bisa menggantikan wujud asli dari seorang kekasih yang nyata ada di
dekat kita.
Haripun semakin silih berganti, beberapa waktu Sofia suka datang
ke Indonesia untuk mengunjungi gue di waktu sibuknya mengurus skripsi, gue
seneng banget, Sofia bisa menyempatkan waktu berjalan-jalan bareng gue menelusuri
kota Jakarta dan Bandung dimana menjadi saksi awal perjalanan kita mulai
berpacaraan, sekitar tiga tahun yang lalu, dimana gue masih terlihat seperti
laki-laki bau kencur yang belum terlalu mengerti apa itu arti cinta, sejauh ini
juga gue baru tau cinta monyet, paling bagus cinta homo, gue seneng banget bisa
kenal sama seorang Sofia yang sebelumnya gue kenal dari temen gue yang
berkuliah di UIA, dan seperti hal-hal yang ada di dunia, semua datang dan pergi
begitu saja mengisi lentera jiwa di dalam timeline hidup kita, karena pada
akhirnya gue berfikir kalau kita hidup untuk masa depan dan belajar dari masa
lalu, hari inipun bakal jadi masa lalu gue nanti ketika kita berada di masa
depan, dan gue berfikir untuk tidak menghabiskan waktu gue melamuni masa-masa
lalu yang hanya tinggal kenangan, karena gue yakin suatu hari nanti, gue bakal
kangen hari ini.
- Cinta yang paling Abadi adalah cintamu kepada Tuhanmu -
- THE END -
No comments:
Post a Comment