Friday, February 28, 2014

Cintaku Tertinggal di Malaysia

Lanjutan Terakhir, Dari Cerita "Akhirnya Gue Jadi Cowok"

KISAH CINTA YANG TAK PERNAH ABADI

Pada suatu ketika di Malaysia, gue merencanakan jalan barena cewek gue yang sudah terdeklarasikan sebelumnya diatas monumen mobil gue di daerah Bandung, kali ini gue mengajak sahabat gue yang agak sedikit homo menurut gue dan tidak diterima di dunia permahoan dikarenakan adik kecilnya yang bener-bener kecil, yang tidak lain dan tidak bukan adalah gitaris band gue sejak SMA dulu yaitu 'Galih Rakasiwi Jarang Mandi', panggilan kesayangannya si old, karena tampangnya yang mengalami penuaan dini sejak dalam kandungan, si old ini merupakan seniman sejati yang selalu mengemis cinta, di masa mudanya dia habiskan dengan berfikir kenapa tidak ada wanita yang mau sama dia, sangat menjijikan.

Kali ini gue berencana jalan bertiga ke mall di Malaysia yang bernama Paviliun, gue rencananya mau nonton film Benjamin Button, sesampainya di mall kitapun langsung mencari tempat makan yang paling murah, kalau seandainya tidak ada terpaksa kita menjilat-jilat pohon demi mengambil sari-sari makanan pada tumbuhan, sampailah kita di kedai es cream, dan kita sempat mencicipi beberapa es cream yang menurut gue tidak begitu senikmat es cream haagen-dazs, waktu itu kita sembari menunggu film, rambut gue yang mirip popcron setengah mateng ini mengganggu pemandangan manusia-manusa yang berlalu-lalang.

(Galih-Gue)

 

Pada akhirnya jam film gue mulai, kitapun bergegas menuju theater XXI yang berada di mall Paviliun lantai paling atas, setibanya di pintu masuk 'Daaaaarrrrrrr' ternyata tiket kita hilang saudara-saudara, kita mencoba mengingat-ngingat kembali hal-hal yang mungkin terjadi tadi, gue sama Sofia fix menyalahkan Galih karena kita sepakat untuk berkonspirasi bahwa yang megang tiket terakhir adalah Galih, Galih bingung tetapi tidak menyesal, dia mencoba mencari koalisi, tapi yang ada hanya sedotan dan kentang goreng, syarat koalisi adalah makhluk hidup, dia putus asa dan berencana mau menusuk dirinya dengan sedotan, berakhir gagal.

Antrian di belakang semakin panjang, karena kita terlalu lama mencari tiket kita yang hilang, petugaspun juga semakin kebingungan, pasang muka pasrah ke petugas penjaga, akhirnya doi mengizinkan kita masuk setelah berhasil berkompromi tentang apa yang sebenarnya terjadi kepada para tuyul yang gentayangan di mall ini, akhirnya kita masuk dan menepati tempat duduk yang masih kita ingat tadi yaitu di front row!!, karena penuh sekali yang nonton film baru ini.

Sempat beberapa saat menonton iklan di dalam bioskop, sampai akhirnya dua orang laki-laki yang mungkin berasal dari India itu datang, dan mereka terlihat bingung, kita juga bingung, ternyata tiket kita berhasil ditemukan, tetapi kenapa tidak di kembalikan malah mereka juga bilang itu tiket mereka, gue coba menjelaskan apa yang terjadi, tetapi dua makhluk India ini tidak menggubris apa yang gue katakan, gue mencoba menirukan tarian sharul khan berharap mereka mengerti apa yang sebenarnya terjadi, tapi gue cuma bisa tari poco-poco itupun dengan gaya robocop kesetrum listrik 1000mega watt, akhirnya kita diusir oleh tiket kita sendiri dan gagal hangout malam itu, gue kesel, Sofia pasrah, Galih biasa aja.

Sejak kejadian itu, gue jarang banget ngasih kepercayaan ke si old ini, dia teledor banget dan kurang bisa diandalkan masalah-masalah yang penting seperti menjaga keperjakaan pantat gue, gue sama Sofia masih inget banget kejadian waktu itu, karena berakhir dengan sangat tragis, sejak saat itu pula gue sama Sofia lebih sering jalan berdua, nonton bareng, makan bareng, pernah juga karaoke bareng, dan berakhir Sofia harus menderita mendengar suara gue yang terdengar lebih mirip tikus yang terjebak dalem lem keras, beberapa momen banyak yang gue ingat dari kita jalan bareng ke pulau Langkawi di Malaysia, ke zoo negara, pyramid di Malaysia, Melaka, dan masih banyak lagi momen-momen indah yang selalu kita lewati bersama, dan banyak juga hal-hal menyakitkan yang kita alami dari berantem selama seminggu, ego untuk siapa yang menelpon duluan, sampai harus kita meneteskan air mata, playlist Bagindas.

Pada dasarnya kejadian-kejadian itu yang membuat kita semakin dekat dan semakin kangen satu sama lain apabila kita sedang jauh, beberapa tahun gue lewati bersama Sofia, suka duka, tangis dan air mata pernah kita alami bersama, sampai akhirnya gue harus mengakhiri study gue di Malaysia karena kenakalan gue dan gue harus berpindah kuliah di Jakarta, Sofiapun memikirkan hal tersebut hari demi hari, dia jauh berfikir kedepan kalau ternyata long distance relationship sangatlah susah dijalani, dan itu terbukti salah satunya buat hubungan kita berdua, terkadang kita kangen banget satu sama lain untuk ingin bertemu, tetapi perantara suara di dalam jaringan telekomunikasi dan penampakan wajah di kamera skype tidak bisa menggantikan wujud asli dari seorang kekasih yang nyata ada di dekat kita.

Haripun semakin silih berganti, beberapa waktu Sofia suka datang ke Indonesia untuk mengunjungi gue di waktu sibuknya mengurus skripsi, gue seneng banget, Sofia bisa menyempatkan waktu berjalan-jalan bareng gue menelusuri kota Jakarta dan Bandung dimana menjadi saksi awal perjalanan kita mulai berpacaraan, sekitar tiga tahun yang lalu, dimana gue masih terlihat seperti laki-laki bau kencur yang belum terlalu mengerti apa itu arti cinta, sejauh ini juga gue baru tau cinta monyet, paling bagus cinta homo, gue seneng banget bisa kenal sama seorang Sofia yang sebelumnya gue kenal dari temen gue yang berkuliah di UIA, dan seperti hal-hal yang ada di dunia, semua datang dan pergi begitu saja mengisi lentera jiwa di dalam timeline hidup kita, karena pada akhirnya gue berfikir kalau kita hidup untuk masa depan dan belajar dari masa lalu, hari inipun bakal jadi masa lalu gue nanti ketika kita berada di masa depan, dan gue berfikir untuk tidak menghabiskan waktu gue melamuni masa-masa lalu yang hanya tinggal kenangan, karena gue yakin suatu hari nanti, gue bakal kangen hari ini.

Long distance relationship mendekatkan gue dan Sofia ke dalam ketidakpercayaan, banyak orang-orang terdekat kita yang membuat kita nyaman akhirnya datang ke dalam hidup kita, terkadang hati ini tidak bisa dibohongi untuk tidak menerima mereka, tetapi kenyataan berkata lain karena kita masih memiliki hubungan dengan kekasih kita, sampai akhirnya gue harus berselisih paham tentang masalah tersebut, mungkin dari kebanyakan orang juga merasakan hal-hal sama seperti yang gue alami, dan guepun harus pergi meninggalkan seorang Sofia yang dulu harus susah payah untuk mendapatkannya, ternyata layaknya seperti hidup seorang manusia yang tidak akan pernah abadi, cintapun mengalami masa dimana seharusnya harus mati dan harus hidup kembali mencintai sesuatu yang baru, karena keabadian hanya milik tuhan yang maha kuasa, dan pada akhirnya Cintaku harus tertinggal di Malaysia.

Cinta yang paling Abadi adalah cintamu kepada Tuhanmu -

- THE END -


No comments:

Post a Comment