Lanjutan Ketiga, Dari Cerita "Makhluk Gaib Dari Jaman Purba"
PROSESSI PINDAH VILA
PROSESSI PINDAH VILA
Sesaat
setelah kejadian itu, gue langsung menghubungi bokap gue untuk mencari tempat
tinggal atau vila baru karena vila lama gue telah dikuasai oleh para robot dari
dimesi berbeda, untungnya bokap gue mengiyakan hal tersebut, gue nga bisa
bayangin kalau ternyata bokap gue menolak perizinan gue, mungkin hari ini jari
kelingking gue udah overside, celana
skiny, baju nyeplak di badan dengan kerah kebuka sampe bulu dada gue harus keluar-keluar,
atau mungkin bokap gue juga termasuk pasukan bawah ember yang menyerang dunia
kita secara diam-diam, that’s i cant
believe!, sejauh ini gue lihat bokap gue masih sedikit macho walau
kadang-kadang suka labil jari kelingkingnya sedikit(nurun ke anaknya).
Kebetulan
pada saat itu temen-temen gue ada yang lagi cari vila kosong buat disinggahi
dan lebih beruntungnya lagi mereka adalah dua orang cewek kampus yang menurut
gue kece walau nga sekece my Jennifer(aghh..
masa lalu) dan mereka setuju kalau gue bisa tinggal bareng mereka, vila
kami ada dua lantai sama dengan vila-vila lainnya karena disana bentuknya
townvila yang monostyle gitu, gue tinggal di bawah sendiri(security) dan cewek-cewek tinggal di atas, sebenernya mereka
mengharapkan gue menjadi satpam mereka walau gue nga dibayar(menyedihkan), tapi kalau ada apa-apa jujur
gue lebih milih lari lewat jendela kamar gue daripada menghadapi maling
bersenjata tajam yang bakal berbuat ekstrim merenggut keperjakaan pantat gue
kalau mereka merasa terancam, dan mereka harus tau kalau cita-cita gue kawin
sama Jennifer belum kesampaian.
Back to topic,
gue mau ngenalin temen-temen cewek satu vila gue yaitu Wening cewek sunda yang
agak semok, putih, bersih kayak ratu solo kena panu dan doyan banget sama warna
ijo dan kodok, mirip kayak ratu pantai selatan, kalau masuk kamarnya gue merasa
lagi ikut uji nyali dunia lain, yang satunya Icha, cewek Indonesia yang gue nga
tau dari daerah mana, yang gue tau doi hobinya galau karena cowoknya jarang
dateng menemuinya dan suka ngerawat anjing golden gue yang waktu itu nyaris
mati kedinginan karena dimandiin malem-malem.
Malem
itu malem minggu, dan gue berencana minta bantuan temen gue buat pindahan, tapi
yang jadi masalah temen-temen gue pada sibuk pacaran pada malam itu dan yang
jomblo pun nga mau kalah, mereka lagi pada beraksi sama gebetan mereka
masing-masing dan gue emang harus cari jomblo nista yang kerjaannya melakukan
ritual aneh di dalem kamar yang terkunci, dan kalau ada temennya ngetok doi
langsung bilang 'sebentar lagi ganti baju' alhasil gue dapetin sahabat gue yang
baik hati tapi tidak tergambar di mukanya yang lebih mirip sama pasukan jihad
yaitu Adria, sahabat gue yang satu ini baik banget, dia rela gue perkerjakan
tanpa imbalan sepeserpun tapi sebagai gantinya gue disuruh dengerin curhatan
dia yang gebetannya dipacarin cowok lain that’s
so rude man!, Jadi malam itu gue berencana melakukan duet bareng Adria buat
pindah-pindahin barang, dari vila gue yang lama ke vila gue yang baru, karena
townvila gitu bentuknya jadi emang nga terlalu jauh buat pindah-pindahan barang,
tetapi cukup menyiksa karena gue harus naik turun tangga dan melewati lembah
serta bukit yang curam(yang ini nga termasuk), dan melawan raja babi xi lau
han(ini juga nga).
Barang
pertama yang coba kita pindahkan adalah kasur tempat tidur gue, nga terlalu gede
ukuran single bed gitu tapi cukup tebel dan berat buat dibawa dua orang yang
jarang olah raga kayak gue sama si pasukan jihad ini, sempet beberapa kali
mentok tembok dan nyaris nambrak motor di jalan akhirnya gue sama Adria
berhasil melakukan pemindahan barang pertama gue dengan sukses dan nafas
ngos-ngosan, alhasil keringatpun bercucuran di sekujur tubuh dan berencana
melakukan istirahat sejenak sebelum masa perbudakan ini dimulai kembali.
Gue
sama Adria duduk-duduk di ruang keluarga vila baru gue, tiba-tiba si Wening dan
Icha dateng, kitapun akhirnya melanjutkan buat ngobrolin masalah-masalah vila
kita yang harus diperbaiki seperti keran air, lampu dan kebersihan rumah, serta
ritual pengusiran roh jahat seperti si Adria ini, layaknya rumah baru emang
harus didekorasi sedemikian rupa supaya enak untuk di tinggali, dan seperti
layaknya rumah yang untuh disana ada majikan, pembantu dan kecoak terbang,
guepun memproklamirkan diri sebagai pembantu yang bersahabat dengan majikan,
jadi dengan ini jabatan gue merangkap sebagai satpam dan pembantu(yang tak
digaji) di vila baru gue, tapi kalau gue pikir itu lebih baik daripada gue
harus tidur sekamar sama makhluk gaib di vila lama gue, sejauh ini gue pikir
masih baik-baik aja.
Setelah
energi kembali penuh, gue dan Adria melanjutkan kembali pindah-pindahanan
barang gue, barang selanjutnya yang akan gue pindahin adalah lemari, mungkin
lebih ringan karena lemari gue yang minimalis gitu tapi karena bahannya kayu
jadi agak susah belok-belokinnya(nga elastis), pas di tangga akhirnya semua
jurus kungfupun kita keluarkan dari jurus menahan beban pake kaki, tangan
dijepit, kaki disilang sampe jurus menjerit karena kaki kejepit, alhasil baru
setengah perjalananpun nafas gue udah kayak babi hutan yang habis kena uppercut Chris Jhon.
Drama
terjadi ketika kita lagi istirahat di tengah perjalanan, tiba-tiba “BROOOOTT.. TTT…
T.. T..” mirip raja babi lagi mabok,
si pasukan jihad pun melakukan bom angin disertai cipratan-cipratan cairan
kimia yang menurut riset gue mampu melumpuhkan kerja otak orang yang terkena
cipratannya, dan beruntunglah karena bom itu tidak melumpuhan banyak orang
karena disitu cuma ada gue yang seketika itu saraf gue sempet berhenti sejenak (i'm gonna die!), Adria tersenyum,
ternyata Adria dari tadi udah nga tahan mau BAB tapi karena rencananya dia mau BAB
habis lemarinya sampai tempat tujuan, tapi apa daya bom sudah meledak, rencanapun
gagal, Adriapun pergi ke toilet meninggalkan gue dan lemari malang gue serta
aroma menjijikan yang menghantui gue serta orang-orang yang lewat di pinggir
jalan malam minggu itu.
Masa
perbudakan pun terus berlanjut di malam itu, sampai pada akhirnya gue dan Adria
berhasil memindahkan barang-barang gue yang emang cuma sedikit ke vila baru gue
dan diakhiri dengan pesta minum air putih berdua bareng pasukan jihad, karena
emang gue belum beli apa-apa dan juga sebagai budak harus lebih banyak
berterima kasih, sesuai janji gue langsung menuju perkarangan atau tempat
duduk-duduk gitu yang emang romantis banget buat pasangan homo, tapi lebih
cocok keberadaan pasangan cowok-cewek disini daripada pasangan marmut dan onta,
Adriapun memulai ceritanya sambil mengunyah coklat murah yang baru aja kita
beli dari minimarket depan vila, dan gue sempet berfikir bahwa ini bakal jadi
penderitaan gue selanjutnya di malam minggu yang seharusnya gue hangout bareng
pacar gue ataupun pacar orang.
Sebagai
sahabat gue di Malaysia, Adria merupakan teman paling deket sama gue, gue
sering tinggal di kamarnya dan kita sering berbagi banyak cerita, mulai dari
kisah cinta, kisah pribadi, maupun hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan
kita, paling sering yang kita ngomongin cewek-cewek kampus yang sexy-sexy,
maklum Adria merupakan jomblo of the year,
tapi sekarang Adria lagi galau masalah gebetannya..
Dan Adria mulai percakapannya :
Adria
: ‘Begini nih ped sebenernya..’
Gue
: ‘Ya..' (dalam hati : Buruan jgn
panjang-panjang njing)
Adria
: ‘Tapi gue bingung mau cerita dari mana..’
Gue
: ‘Dari awal aja..' (dalam hati : kalau
bisa dimulai dari bagian paling akhir)
Adria
: ‘Oke deh sip, Gini nih Ceritanya…’
Gue
: Menatap dengan penuh ketidakpedulian
(dalam
hati : njir kayaknya gue salah ngomong)
Adria
: 'Sebenernya si bla.. bla.. bla..' (pasang
muka serius)
Gue
: 'Oh.. itu berarti si bla.. bla.. bla..
ya bla.. bla.. bla..'
Sambil
nutup muka, takut dikira homo lagi marahan
Satu jam setengah berlalu..
Adria
: ‘Gitu ped ceritanya..’
Pede
: ‘Ohh..' (pasang muka sok ngerti permasalahan)
‘Bagaimana kalau kita lanjutin besok
aja’
Saling menatap selama 5 detik,
bubar..
Mungkin
masalah percintaan doi terlalu akut dan doi bercerita sama orang yang salah,
itu bisa mengakibatkan masalah percintaan menuju jurang yang lebih terjal
menurut gue, gue biasa dengerin curhatan yang cuma ‘wah kalau gitu itu salah
loe..’, ‘wah nga juga kalau gitu itu salah doi…’, ‘wah kalau gitu harusnya
batman kawin sama doraemon..’, jadi sebenernya gue bagian orang yang lebih suka
menyalahkan daripada ngasih solusi, ada baiknya memilih teman curhatan yang
tepat atau galau lu bakal tidak menemukan titik harapan.
(Dhita-Gue-Adria)
Akhirnya
malam itupun kita telah lalui dengan hal-hal yang sungguh tidak menarik, Adria
seperti biasa masih tidak mendapatkan jawaban ketika curhat ke gue, tapi yang
gue bingung kenapa doi masih sering mencoba curhat ke gue, mungkin ada beberapa
hal dalam diri seseorang yang tidak dapat dipendam sendirian, sama halnya
seperti sebuah masalah percintaan, kita butuh teman untuk berbagi cerita
walaupun kita tahu pada akhirnya mungkin tidak menyelesaikan masalah, tapi
dengan sebuah senyuman semua masalah pasti akan terobati.
- Ketika kita berfikir tentang Masa lalu
padahal hari ini adalah masa lalu untuk Masa depan -
No comments:
Post a Comment