Lanjutan Kenam, Dari Cerita "Rumput Tetangga Lebih Hijau"
GEMBLES IN THE NIGHT LIFE
GEMBLES IN THE NIGHT LIFE
Setelah melakukan aktifitas yang menjenuhkan di weekday, rencananya gue sama temen-temen
vila gue yang lama mau bareng-bareng ke night club pas liburan, si Vince punya
banyak kenalan anak-anak gaul Malaysia gitu ceritanya, dan kita para mupengers
dapet invitation di salah satu night club ternama(walaupun gue nga tau namanya)
di daerah Kuala Lumpur, akhirnya kita mempersiapkan diri untuk menghadapi malam
kita yang akan menjadi euphoria para alay yang terjebak pergaulan di Malayisa, dasar alay woy!.
Rambut gue yang semeraut waktu itu bakal menjauhkan gue dari para
harim-harim night club kalau gue pikir-pikir, dan Gepinpun memploklamirkan
dirinya sebagai tukang cukur dadakan amatiran yang sudah merenggut banyak
korban jiwa karena cukuran ajaibnya, beberapa hal yang harus gue pikirkan
adalah sulitnya mencari babershop di daerah vila gue, akhirnya dengan berat
hati gue memberanikan diri dicukur oleh tukang cukur karbitan merangkap banci
taman lawang, sesuai yang udah gue duga dari awal cukurannya lebih mirip rambut
babi hutan yang mati di bakar masa daripada rambut gue sebelumnya yang lebih
mirip rambut Justin Bibir habis diperkosa gay.
Demi perbaikan kepala gue yang udah mirip Ikyusan kena tampol Jack
Sparrow, gue minta Gepin untuk mencukur kepala gue lagi dengan cukuran mohawk
versi dia, berharap lebih mirip El Sharawy kena kurap daripada mirip Ikyusan
begini, dan setelah dicukur oleh Gepin ternyata rambut gue lebih mirip sama
Balotelli kena panu, rasanya pengen gue tusuk lubang pantatnya gepin pake stick
baseball, trus gue udek-udek dalemnya.
(Gepin-Shanon-Gue-Vince-Archi)
Malam itu pun tiba dan kita para mupengers sempet foto-foto dulu di
kamar, walaupun baju minjem Gepin, celana cut bray era 80'an, dan rambut ababil
begini, gue harus tetep terlihat kece layaknya seorang cowok clubber gitu
dengan gaya yang sok cool plus banci kamera tapi pingin dibilang Hot(labil abis!), kalau gue mungkin lebih
kelihatan kayak homo terjebak pergaulan bebas, dan di kamar Gepin kita sempet
melakukan gaya-gaya aneh yang mungkin membenarkan bahwa mitos gay menular itu
memang terjadi.
Permasalahan pertama yang terjadi adalah mobil ternyata penuh
karena ada temennya Vince yang nyetir mobil, dan makhluk yang paling pantas dikorbankan
adalah gue, tampang nga cocok buat bergaul di dunia malam, minimal bagasi udah
pas buat gue, mengharukan memang menjadi homo yang beranjak dewasa.
Akhirnya kita terpaksa sempit-sempitan di dalam mobil, baru
beberapa menit berjalan tiba-tiba kita melihat razia polisi Malaysia, dan
terpaksa beberapa orang dari kita harus berjalan melewati razia karena batas maximum
penumpang mobil adalah dua orang penumpang depan dan tiga orang penumpang
belakang, akhirnya temen gue jalan berdua dan gue tetep di dalam mobil dengan pengharapan
nih polisi bakal mengkasihani muka gue, atau salah-salah gue bakal ditangkep
dengan alesan muka gue dibawah standar hidup kelayakan sebagai manusia, keras!.
Lagi asik-asik dengerin lagu di dalem mobil dengan nuansa musik
house yang tidak terinfluence musik house Indonesia tiba-tiba mesin mobil mati,
and you know what..? mobil mogok
kehabisan bensin, oke fine.. kita
sekarang lebih mirip tukang bengkel yang ngarep clubbing daripada pria macho
dengan bulu dada klinis habis di bleaching pergi clubing, ini satu-satunya
keberuntungan kita yaitu pom bensin yang ternyata tidak jauh dari tempat mobil
kita mogok, alhasil para mupengers pun mendorong mobil sampe pom bensin dan
karena kondisi tubuh yang lebih mirip atlet balet habis kena sodomi, akhirnya
kita setuju untuk istirahat sejenak di pom bensin sebelum kita melanjutkan
perjalanan tujuan kita dengan kondisi yang mengenaskan.
Perjalananpun kita lanjutkan dan berdoa agar kita dijauhkan dari
segala macam marabahaya yang mengancam kita seperti yang terjadi sebelumnya,
memang niat kita tidak jauh seperti muka gue saat ini, lebih mirip seperti
para pemerkosa yang sedang mencari mangsa, tapi hati kita yang baik
ini sebenarnya ingin mencari hiburan disela-sela kesibukan kita sebagai maho
yang terbuang.
Akhirnya kita sampai pada suatu tempat yang kelap-kelip dan ramai
mobil-mobil mahal dari kelas Audi sampai Jaguar, walaupun para mupengers
menggunakan mobil Proton(mobil buatan Malaysia yang mungkin tabrakan sama bajaj
aja bisa meledak) tapi kami tetap tampil kece, ternyata disana terdiri dari
beberapa club gitu dan jalan-jalan masuk yang lumayan lebar untuk mobil
berlalu-lalang, Vince sedang menelpon kawannya untuk mencari tempat dimana
nanti kita para mupengers akan bersemayam, jalan demi jalan kita lalui, para
ladies terlihat dijalan-jalan, jalan-jalan kita lewati, lewati, dan lewati lagi
ternyata jalan yang sama, mereka diluar melihat ke arah kita, keadaan mulai
genting, para ladies tiba-tiba masuk ke dalam, kita terlihat seperti pedofil
yang lagi mencari mangsa.
Beberapa saat berlalu dan gue baru sadar kalau kita ini tersesat
di jalan-jalan tempat clubbing, Vince berkali-kali menghubungi kawannya dan
terlihat sulit sekali kawannya untuk dihubungi, akhirnya kitapun memutuskan
untuk memarkirkan mobil dan turun keluar untuk melihat kondisi di jalan-jalan
yang ramai para lelaki yang tampil cool dengan wanita-wanita yang terlihat
sexy, dan kayaknya penampilan kita bakal merusak mood mereka.
Kita menunggu beberapa saat di depan club, kita lebih terlihat
seperti germo-germo homo yang sedang menjajakan dirinya, beberapa saat kita
menunggu Vince mendapat kabar dari kawannya hujanpun mulai turun rintik-rintik
dan akhirnya kita hanya bisa menepi di kafe-kafe depan club yang sudah tutup,
mulai dari bercandaan kecil sampai kita kelelahan menunggu, kitapun mulai
duduk-duduk tidak jelas diatas bongkahan-bongkahan kayu, keadaan semakin miris
ketika akhirnya tidak ada kabar lagi dari kawannya Vince, dan layaknya seorang
gembelers yang mengalir di dalam gorong-gorong jiwa kita, akhirnya kita
berencana gulung tikar dan berencana hanya meratap kepada pengunjung yang
datang untuk memberi belas kasihan.
Rencanapun gagal tapi kita tidak kehabisan ide untuk mengisi malam
kita yang berakhir seperti rambut gue ini, akhirnya kita menuju suatu tempat
dimana kita bisa minum bareng sembari ngobrol santai bareng disertai bercandaan
kampung ala mupengers, akhirnya kita menuju suatu kafe yang masih buka pada malam
yang menyedihkan itu, tempatnya lumayan luas dan ada layar besar untuk menonton
siaran televisi, kitapun menelpon kawan kita yang mungkin juga tersesat pada
malam itu untuk bergabung, dan pada akhirnya malam itupun kita habiskan disana,
bersantai dengan beberapa minuman beralkohol disertai candaan kecil bersama
teman-teman terdekat ternyata terasa lebih indah dari segalanya.
(Gue-bersama-yang-terdampar)
- Kerja keras akan membawa kita
kepada apa yang kita Butuhkan bukan yang kita Inginkan -
Wakakakakaaaa keren boi kosakatanya,ngak nyangka gw wakakakakakak
ReplyDeleteiskon!!
ReplyDelete