Lanjutan Kedua, Dari Cerita Sebelumnya "Sebuah Perjalanan Hidup"
MAKHLUK GAIB DARI JAMAN PURBA
MAKHLUK GAIB DARI JAMAN PURBA
Sekarang
gue mulai dari awal tapi nga awal-awal banget soalnya masa lalu gue terlalu
menyakitkan buat diceritakan (tapi nga separah fenomena cabe-cabean yang sekarang ini lagi meresahkan masyarakat
Indonesia), jadi gue bakal mulai cerita dari.. Hmm.. Hrrr.. Aghrr..
(pasang muka Morgan smash).. (sempet konslet 5menit).. (sempet mati satu minggu, loh?).. sampe akhirnya gue ngeliat foto-foto
nga penting gue waktu masih berkuliah di negara tetangga, banyak sekali hal-hal
unik dan menarik yang menurut gue sangat sayang apabila tidak diceritakan dan
sangat sayang sekali apabila diceritakan ke orang-orang, maksudnya apa nih?.
Well
jadi begini para mahasiswa abadi dan
para dosen yang frustasi.. dulu gue pernah kuliah di Malaysia
karena gue nga pernah keterima
kuliah di beberapa kampus ternama
maupun tidak
ternama di Indonesia yang menjadi pilihan bokap
gue(bukan gue),
akhirnya gue harus belajar ke negeri sebrang, negerinya mbak Siti Nurhaliza,
diawali dari kedatangan gue di negeri tetangga itu dengan tampang yang masih
lugu dan setengah
homo, serta emo yang lebih kurang
5cm-an membuat gue nyaris gagal masuk ke Malaysia karena dikira orang gila
labil oleh pihak imigrasi.
Temen
SMA gue langsung menawarkan untuk tinggal satu vila bareng doi di daerah deket
kampus gue disana dan ini merupakan awal dari penderitaan yang bakal menimpa
gue di negeri tetangga kita ini, pertama karena gue dikasih tinggal satu kamar share bareng temennya doi yang orang Sabah
namanya Vince, jadi gue tinggal berlima dengan formasi gue sebagai orang
terganteng nomer 5
di tempat itu, Gepin temen SMA gue, Archi temen main gue, Shanon temen Gepin
orang Brunei dan Vince temen Gepin orang Malaysia yang menyebut dirinya orang
Sabah or Sabahan(not Malaysian, actually Sabah is the part of
Malaysia) sedikit aneh
tapi nyata dan belum masuk genius book of record yang sebentar lagi bakal dimuseumkan, yang setelah gue ajak ngobrol ternyata dia orang
Malaysia yang nga bisa bahasa Malaysia, Sungguh Terlalu kata bang
haji Rhoma
Merana, lumayan gue bisa melatih bahasa Inggris gue disana.
Pada
hari yang menyedihkan itu gue kesana bareng bokap gue berdua kayak film 'Pursuit
of Happiness' versi India,
doi langsung mengiyakan gue untuk bisa stay bersama Gepin(temen SMA gue yang mempunyai gairah sex melebihi Miyabi),
dan akhirnya gue sebagai anak yang mengabdi pada bokap(dan bokep)
yang semi-primitif itu, gue
menurut(walau
terpaksa),
setelah akhirnya semua beres seperti pembayaran kuliah gue yang mahalnya nauzubile sampe uang vila gue yang bisa
buat operasi plastik muke gue mirip Leonardo diCaprio(di tabrak bus), akhirnya bokap gue balik lagi ke
Indonesia, maklum gue masih kayak anak bawang(yang doyan cabe).
Sendiri
disini membuat gue takut dan penasaran karena sebelumnya temen gue waktu design
foundation namanya Ivy(cewek belsteran Jepang-Bintaro ini) sempet ngehubungi
gue dan doi curhat kalau doi bakal ngebatalin kuliah disini karena waktu di
vilanya, doi digangguin orang-orang berkulit hitam(negro kalau bahasa gaulnya)
yang mungkin para pendatang dari benua seberang, tapi yang gue takutin bukan
karena gue bakalan digangguin negro(karena gue cukup negro) tapi gue cuma takut
kalau ternyata disini lebih banyak cabe-cabe impport dibandingkan di Indonesia,
itu bakal mengganggu hidup gue disana, layaknya di Indonesia ternyata di negara
tetangga kita juga banyak cabe-cabean, tapi cabenya kualitas tinggi serta
berstandart International, cabe disini malah membuat gue semakin menikmati
hidup di negara tetangga ini, selain putih-putih, cabe-cabe disini jeritannya
juga lebih dahsyat (dewasa indside)
dari cabe pribumi jadi jangan coba-coba membuat mereka menjerit tanpa izin dari
kepolisian.
Suatu
malam gue berlima sama temen satu vila gue jalan-jalan ke toko perlengkapan
rumah tangga yang bernama IKEA, kami berniat membeli beberapa perlengkapan
untuk kamar kita masing-masing, tapi karena kita nga tau jalan atau emang kita sudah
terlalu dekat jadi kita selalu jalan
berlima bareng di IKEA tersebut, gue sebenernya agak risih takut dianggap
boyband Korea trus orang-orang pada minta tanda tangan sedangkan tampang gue Jawa
begini, jadi gue dengan senang hati memisahkan diri dan kita janjian lagi
setelah barang-barang yang kita butuhkan sudah selesai didapat, satu persatu
akhirnya gue dapetin barang yang gue butuhkan untuk melengkapi kamar share gue yang masih kosong kayak
kuburan belum digali, beberapa barang seperti meja, lemari, kasur, dan lampu
kelap-kelip(maklum gue anak disko) buat tidur akhirnya berhasil gue dapetin
untuk mengisi kehampaan di kamar share
gue.
Sampai
akhirnya kita bergabung lagi kayak boyband yang baru beres vakum, kita
mengobrolkan visi dan misi kedepan lengkap dengan janji sebagai anak kontrakan kurang
terhormat, yang salah satu isinya agak sulit gue pahami yaitu kalau bawa temen
perempuan harap dibagi-bagi, ini agak memberatkan gue, masalahnya gue paling
laku diantara mereka semua walaupun muka gue setengah manusia, minimal gue
pernah juga pacaran sama mbak-mbak resepsionis pasar manggarai yang akhirnya
ditolak mentah-mentah sama nyokap bokap gue pas gue ajak dinner bareng, nah
kalau yang gitu pasti gue bagi tapi bagaimana kalau cewek gue mantan bintang
film India yang filmnya nga pernah disiarin, masa harus gue bagi juga ke
laki-laki yang udah menjomblo selama hidupnya(sambil ngaca), akhirnya gue banding lagi terhadap poin yang satu
itu, diganti jadi harap diperkenalkan kepada teman-teman vila, maklum
temen-temen kontrakan gue semuanya pada mupeng jadi jarang gue bawa cewek ke
vila, takut terjadi hal-hal yang diinginkan oleh mereka dan tidak diinginkan
oleh gue, that’s what we call friend
eating friend.
Hari-hari
berlalu dengan hembusan angin malam yang selalu menyelimuti diri gue yang hampa
akan bosannya hidup dan sibuknya siang hari, karena kuliah gue disana jadwalnya
bener-bener padet kayak celana dalem gue yang kekecilan seketika itu juga si downy bangun dan tidak ada ruang untuk
berkreasi akhirnya harus melakukan over laping kemana-mana(serem abis!), but i hope u
guys jangan sampe make celana dalem kekecilan, lebih baik yang kegedean
karena lu nga bakal pamer celana dalem lu diluar kecuali emang lu hasil
perselingkuhannya superman sama supardi, dan gue mulai aneh ketika temen
sekamar gue yang namanya Mr.V(nama disamarkan) sering bawa temen cowoknya ke vila,
dan untung nga ada undang-undang buat temen cowok kita di kontrakan, dan
anehnya lagi doi suka masuk kamar mandi berdua gitu, guepun selalu berfikir
positif dan berharap kalau nantinya gue nga akan diajak masuk ke kamar mandi bareng
mereka juga buat ngelengkapin formasi mereka sebagai boyband 'The Toilets'.
Pada
suatu ketika doi ngenalin temen ceweknya asal Sabah namanya Jennifer yang gue
anggap sebagai cewek tercantik yang pernah gue lihat secara nyata dalam hidup
gua, dengan bibirnya yang tipis, mukanya yang belesteran setengah Eropa setengah
Latin(babe alert!) dan bodynya yang buat
downy bangun dari tidurnya yang
panjang (untung-ga-pake-celana-dalem-ketat), akhirnya suasana kontrakan yang
selalu suram, yang diisi oleh para jomblo nista yang ditinggal pacarnya pergi
berubah menjadi istana asgard full of bidadari surga (walaupun cuma satu), ini
adalah suatu kondisi yang sangat jarang terjadi di dalam peradaban manusia
setengah tapir seperti kita, maklum disini isinya para mupengers dan jombloers
'cayank kamyuh celalu cetiya dihaty', dalam otak gue ini cuma satu yaitu
bagaimana caranya gue bisa memperistri si Jenifer (otak anak kecil yang
kencingnya masih membabibuta, fcuk yeah!),
lumayan membelokan garis keturunan gue dari arah mahkluk halus tak berbentuk ke
arah babun setengah dewa, pasti gue bakal dapet award dari nenek kakek gue
sebagai cucu perubahan.
Well
kita balik lagi ke permasalahan awal yang ternyata si Jenifer itu masih jomblo
kalau cewek cantik enaknya kita panggil single aja ya, karena jomblo hanya buat
para mupengers yang naksir cewek-cewek tanpa pandang bulu, mungkin bulu dadapun
mereka embat kalau memang ada di depan mata, but the problem is not there masalahnya adalah si Mr.V membawa
temen cowoknya juga, asal mana gue nga tau yang jelas dia item, kecil,
keriting, ngondek, dan alhamdulillah masih berbentuk, walaupun sampai sekarang
gue nga pernah ngerti ini makhluk hasil persilangan apa, atau mungkin jatuh
dari meteor yang nyasar ke bumi jutaan tahun yang lalu dan dibiarkan membusuk
di dalam tanah, i hope not “WTTTTFCKS!!??”,
dan yang lebih aneh ternyata ngondek menyerang manusia dari segala tipe,
ternyata bentuk setengah gaib pun bisa mengondek juga, jauh dari hukum ngondek
International (loh.. koq paham..?) dan itu sangat membuat gue khawatir terhadap
keamanan gue sebagai pria sejati berhati gulali yang belum pernah tersentuh
oleh pria lain(di pantatnya).
Maka
dengan ini sebagai calon cucu perubahan gue harus mengadakan rapat mendadak
dengan para dewan mupengers, alhasil pembicaraan gue ditolak mentah-mentah
sebelum gue sempet ngomong apa-apa(maksud loh..?) dan terpaksa gue harus
menerima makhluk setengah gaib itu masuk ke kamar share gue karena doi temennya Mr.V, layaknya wanita cantik pada
umumnya Jeniferpun menjadi bidadari kontrakan pada masa itu(jauh beda sama
bidadarin rumah gue aka pembantu gue yang kecil item tak berbentuk) alhasil
para mupengers pun berubah menjadi apa yang gue khawatirkan sebelumnya, yaitu
menjadi lakiers sejati demi mendapatkan perhatian si Jennifer, dan yang buat
gue nga habis pikir(otak udah kosong sok-sok mikir) kenapa si Mr.V terlihat
tidak begitu akrab dengan si Jenifer, apakah sebenarnya si Mr.V adalah seorang Don juan berkuda hitam dengan gembala
wanita secantik Jenifer di belakangnya atau ada sesuatu yang gaib juga dengan
dia.
Akhirnya
pada suatu malam jumat tapi nga
keliwon
gue mendapatkan jawaban atas apa
yang sebenarnya
sedang terjadi di dunia gue yang fana(nga
pake s) ini, semua
bermula ketika kita melakukan home size
party dengan teman-temannya Mr.V di vila penuh derita ini, ketika malam itu lampu disko gue terlihat lebih ajeb-ajeb dari
biasanya dan semua jiwa
yang terlena terlihat setengah sadar dari sebelumnya serta jiwa yang setengah mateng tetep tidak pernah mateng juga, seketika itu pula
kenyataan yang pahit datang menghampiri muda-mudi yang buta akan indahnya hidup, yang mengharuskan
kita tidak saling beradu pedang antar sesama spesies yang kurang beruntung, disana gue baru
menyadari bahwa mereka semua sebenarnya adalah spesies paling murtad di muka
bumi ini yaitu jang jeng jrong!! GAY!?!
Whaaaaatt?! You Know Gay?!(go-look-at-the-miror-and-u-will-see-what-is-gay-looks-like) dan gue langsung
bergegas ke kamar mandi dengan
pandangan tidak fokus (tapi downy
gue masih terkontrol dengan baik) untuk menyadarkan diri gue sebelum
akhirnya mereka akan menggigit leher gue dan leher downy
gue, juga merusak jaringan saraf dan menularkan
virus berbahaya itu kepada gue.
Sesampainya
di kamar mandi, gue langsung buang air kecil dan mencoba untuk mengeluarkan
racun-racun berbahaya yang masuk ke dalam tubuh gue, dan ketika gue tengok kesebelah kanan, gue lihat ada ember kecil warna merah yang mengarah terbalik ke bawah dan gue berencana membaliknya dengan maksud untuk mengisi air, and you know what..!! ternyata di dalam
ember yang kurang beruntung
tersebut ada harta karun tersembunyi yang telah bersemayam beberapa waktu daripara komunitas pencinta sesama
jenis tersebut yaitu “KONDOM KOTOR!?”(WTF and WWF!!)
dan yang gue bayangin pada saat itu adalah ini kondom bekas hubungan gaib antar sesama jenis dinosaurus jaman purba yang sedang party
di kamar gue dan mereka memasukan si downynya
ke lubang yang tidak seharusnya (kalau downy
bisa menjerit mungkin dia akan menelpon 911 untuk meminta bantuan), dan yang
lebih berbahaya lagi adalah baunya itu, Iyuuuuhhhh
kayak.. jangan dibahas disini, serius bisa-bisa lu rela puasa tiga hari tanpa
sahur dan bermimpi
buruk sepanjang tiga bulan kedepan seperti yang gue alami dulu dan sebenarnya gue nga mau share ini, karena cukup
penderitaan ini gue yang alami (God please
forgive them!), kecuali lu maksa gue untuk cerita gimana baunya, lu
bisa kirim e-mail dan foto mesra kalian ke alamat e-mailnya ki Joko Bodo.
Malam
itupun gue lewati dengan sangat tidak baik,
kejantanan guepun masih aman dan terjaga dengan baik dari
para lelaki hidung satu warna yang mengincar my downy,
tapi pada saat itu pula hubungan gue sama Mr.V berangsur pudar
seperti bedak para banci yang lumer setelah beres ngejob,
masalahnya gue udah lama temenan sekamar sama Mr.V dan gue baru tahu ternyata
doi spesies gaib
dari jaman purba yang nggak bisa membedakan mana lubang gaib mana tong sampah, that’s disgusting!! So kewaspadaan gue
sekarang ditingkatkan menjadi seratus
level lebih tinggi dari sebelumnya, jadi sekarang
gue lebih waspada sebelum memilih teman untuk tinggal apalagi
untuk tidur sekamar (damn! I always
remember it), minimal ini demi dua makhluk
hidup yang selalu hidup berdampingan yaitu gue dengan adik kecil gue si downy, yang
sampai saat
ini masih
terjaga dengan baik
dari spesies-spesies yang peradabannya mulai meresahkan para
muda-mudi yang masih doyan nonton spongebob, karena setelah gue teliti
lebih lanjut ternyata memang banyak komunitas Hey-Ho tersebut di Negara tetangga
kita ini dan menarik anggota dengan gerakan bawah tanah
maupun bawah perutnya serta menyerang kita lebih
berbahaya daripada para teroris, yang menurut gue
masih lebih bermartabat dan bermartabak yang buat gue sekarang ini
jadi
laper karena denger martabak, serta menyerang gue dengan
gerakan bawah
ember nya yang menjadi
pengalaman pribadi gue yang sangat menjijikan(sekaligus
menyenangkan bagi beberapa spesies) yang pernah gue alami
tersebut.
- Teman selalu mencoba untuk dimengerti
dan Sahabat selalu mencoba untuk mengerti -
- Teman selalu mencoba untuk dimengerti
dan Sahabat selalu mencoba untuk mengerti -
No comments:
Post a Comment