Wednesday, September 25, 2013

Berbagi Cerita dengan Teman

Disini gue sharing sama temen gue yg mau berbagi tulisannya di blog gue

PROFIL PENULIS PEDOFIL YANG PERTAMA

 
 

SALAHUDIN AL-AYUBI

Sahabat kecil gue, sahabat yang selalu ada sampai gue mungkin bisa berdiri sampai setinggi ini, selalu ada disaat gue hilang dan selalu ada disaat gue ada, dulu kami adalah bagian dari satu anggota band yang mungkin tidak perlu disebutkan namanya, band yang terkenal cadas di kalangan tukang sayur dan ditakuti di kalangan tukang ojek di sekitar rumah gue, karena gue selalu ngutang kalau ngojek, beberapa lagu yang hits tidak ada, kalau yang belum sempat rekaman ada banyak, jadi niat kita ngeband sebenarnya buat menghibur diri sendiri yang selalu memimpikan akan indahnya bulu dada.

Ayub merupakan sosok yang baik hati, periang, dan jarang mandi, keahliannya membuat lagu menjadi daya tarik tersendiri para waria untuk selalu dekat dengannya, pekerjaannya sebagai barista si sebuah coffee shop ternama di daerah yang tidak bernama membuatnya semakin hari semakin kehilangan jati dirinya sebagai pembuat coffee tanpa pelanggan, disaat senggangnya Ayub suka menulis lagu untuk para tukang mie ayam di depan komplek, karena keprihatinan saya yang mendalam akan rasa seninya Ayub yang tidak kunjung membaik, pada akhirnya gue pun dengan pasrah untuk mengajak ayub untuk berbagi cerita pengalaman hidupnya yang nga penting untuk ceritakan, cerita yang unik dan menarik merupakan gaya khas tulisan sang legenda pembunuh kecoak terbang ini, banyak sekali intisari yang tidak perlu diambil dari tulisannya, semoga tulisan sahabat saya ini bisa menjadi bagian dari kehangatan kita dalam berbagi, memberi, dan mengkebiri.

BERDIRI DENGAN KERAS
By : Salahuddin Al-Ayubi

I. MASA MUDA

Pada tahun 2000an, disaat masa transisi umur, dimana umur belasan beranjak dewasa, mau tau apa itu rokok, apa itu nongkrong malam, apa itu alkohol, dan apa itu sex, wajar sih kalau itu pola pikir anak belasan yang dimana gue pun pernah nulis lagu dengan judul 'Anak Lima belasan' dengan lirik lagu yang masih gue inget itu 'Pengen gaul gak karuan, akhirnya kenal extasi' kenapa gue harus buat lirik seperti itu, mungkin di era gue masa labil anak SMP mau ke SMA, di sekitar gue banyak temen-temen gue yang mau tau tentang apa yang disebut narkoba dan lingkungan itu yang akan buat kita bangga, keren dan gaul kalau temen-temen sekitar gue itu kenal dunia apa yang disebut 'Narkoba' guepun gak pungkirin, gue sempet tau dunia-dunia gelap itu, hehehe.. tersipu malu bayangin masa itu :)

Tapi pada akhirnya gue masih bisa setia sama cewek-cewek diluar sana yang mau sama gue, entah karena disaat umur belasaan gue selalu banyak kenal dan jalan sama cewek ini, cewek itu dan guapun sebenernya punya hubungan dan status dengan satu cewe yang gue anggap itu pacar gue, wajar kali yee bro.. kalau lau pada gitu juga kan, haha..

Di keluarga guepun, gue selalu dikucilin, kenapa? kerena gue anak ke-2 dari 4 bersaudara yang susah diatur dan jarang nurut sama orang tua, hal bandel wajar aja ada di jiwa anak seperti gue, maklum bonyok sama gue kan beda generasi hehe.., gue selalu harus ada disana dengan abang gue yang nurut sama bonyok, pinter, dan anak rumahan, pokoknya di umur anak belasan mungkin orang tua punya anak seperti itu sangat senang dan bangga telah mendidiik anaknya menjadi anak yang sholeh dan sholehah, tapi gue sebaliknya.

Seiring waktu berjalan guepun semakin remaja tapi tetap memiliki pola pikir layaknya ABG labil, masih penasaran mau tau ini dan itu lagi, biar bisa di bilang lebih gaul lagi (geleng-geleng kepala) padahal masih minta uang sama bonyok, tapi masih aja ya gua punya pikiran gaul, GAUL, GAULLLLL, GAULlah pokoknya, tapi ada saatnya guepun harus serius sama mata pelajaran dan sekolah, meskipun tetep masih pengen dilihat GAUL, minta beli sepatu warna merah, secara di sekolah gue nga boleh make sepatu warna ngejreng tapi harus warna hitam, akhirnya gue kena skorsing, 3 hari masuk ruang BP dan dipanggil bonyok gue, akhirnya hal-hal tersebut menjadi pikiran bonyok gue, gue sangatlah badung bukan di keluarga saja tetapi di sekolah juga, dan ditekanlah gue nga boleh main malem dan pulang harus bareng abang gue dan berangkat pagi harus bareng bokap gue.

Tapi setelah umur gue sekarang yang udah mulai kadaluarsa kalau gue pikir, ya itulah masa muda, masa dimana mau cowok ataupun cewek, pasti lu pernah mengalami masa transisi itu, sekalipun lo anak kutu buku, lo juga pasti pernah ngalamin, ga semua sih emang, tapi lingkungan yang buat kita jadi seperti itu, gengsi tinggi, pengen dilihat keren, dan tetep GAUL.

Kenapa harus lingkungan yang buat atau gue yang buat, karena disaat itu lu udah mulai keluar rumah, lu nongkrong dimanapun, kalau lu nga pandai-pandai ngenalin diri lu, lu bakalan kejebak lingkungan yang gak sehat, lu mau ngindarin tapi lu pasti gengsi bro, jadi lu harus tau dan terbius sama lingkungan.

- Sadar akan ada pada waktunya -
                                    Al`Ayubi

II. BERKEMBANG

Apa sih yang disebut berkembang? setiap manusia pasti berkembang sekalipun hewan juga bisa berkembang, manusia berkembang dari kita dilahirin, tumbuh, merangkak, berdiri, dan gede punya bulu dimana-mana, ada yang bilang kecil mungil, gede bugilin anak orang.

Sama halnya dengan hewan, kupu-kupu jadi kepompong tumbuh keluar dari kepompong dan jadi kupu-kupu, bisa terbang dan jadi indah pas menjadi sosok kupu-kupu, tapi sekarang yang gue jabani dan bahas hal berkembang adalah dimana manusia sudah mulai bisa nentuin mana baik dan buruk, mana dosa dan pahala, mana halal dan haram, dan mana wadon dan mana harim, hehe.. ilusi tengah malam, liat cewe sexy.

Berkembang yang gue alami sekarang, dulu gue sempet jatuh bangun, bangkit lagi dan kembali di titik terbawah, dan semakin gue berfikir kedepan dan pola pikir selalu positif, gue mengalami hal yang sangat memotivasi dimana sekarang gue harus bisa mengenal diri gue sendiri dan mengutamakan keluarga terutama bokap dan nyokap gue, mengapa gue bilang demikian? satu kata 'Bahagia' gue pengen timbal balik bahagiain keluarga dan jadi panutan untuk adik gue, dan bertanggung jawab sama keluarga dan diri sendiri, karena flash back dari pengalaman gue, gue sangat menyusahkan orang tua lebih tepatnya ingin bahagiain orang tua baru bahagiain diri gue.

Dulu gue di keluarga dikucilin, tetapi gue bangkit dan berdiri sendiri tanpa nyusahin orang tua, tetapi gue nunjukin niat tulus untuk bahagia, tentunya bisa bahagiain orang tua, gak akan lu bisa capai cita-cita tanpa restu orang tua, dan gak akan bisa hidup atau menentukan jalan hidup lu tanpa tidak bisa cerita pengalaman hidup lu bareng orang tua, intinya pasti yang lu ucap ke orangtua 'mah.. pah.. doain aku ya, semoga semua urusanku dimudahkan dan rejeki aku didekatkan' orang tua lu pasti seneng banget dan bakal ngedoain lu dengan tulus, lebih daripada apa yang lu bayangkan.

Ada saatnya semua bisa gue lalui untuk bahagiain orang tua, tapi guepun nga pungkirin kalau gue menemukan jalan yang lurus, kemudian berliku, dan gue akan menemukan jalan berkerikil di dalam lo berkembang, gimana lu bisa laluin semua itu, ilmunya adaah sabar dan selalu ikhtiar, dan kedepannya kalau lu bisa berfikir positif dan dengan kepala dingin, nga pake otot semua yang bakal bisa lu hadepin.

Pernah nga lu semua bisa berubah atau mungkin kapan lu mau berubah? itu semua pasti lu ucap dalam hati kecil yang terkadang lu lagi merasa bingung, ada apa dengan gue dan apa yang harus gue lakuin?, bayangkan dengan mata terpejam dan lu kenalin diri lu, salah satu kuncinya adalah lu berkembang dengan pola pikir kedepan dan positif, jelas sekali lagi apa yang tadi gue bilang kalau lu udah bisa merubah mindset lu seperti itu, perlahan lu akan tau jawabannya, berkembang dari pengalaman masa suram, gelap dan horor yang pernah lu laluin, kenapa harus liat masa kelam? karena menurut gue, itu merupakan ilmu mujarab yang bisa ngerubah sikap, sifat dan pendewasaan lu.

Gak mau kan lu akan jatuh ke lubang yang sama, dan gak mau kan selama hidup lu jalanin hidup monoton? kembali lagi semua ada masanya dan semua kembali ke diri lu semua, semua jawaban selalu ada di dalam diri lu kembali lagi, bukan karena orang lain, bukan karena cewek lu, atau bukan karena boss lu yang naikin gaji lu dua kali lipat.

- Dirimu yang ciptakan bahagia, bukan dirimu yang melihat bahagia -
                                                                                                Al`Ayubi

III. P.N.S (Pekerja Namun Singkat)

Mungkin yang kalian tau dan anak SD pelajari di buku LKS tentang PNS, apa yang terbayang tentang kata-kata gue, itu cuma gue yang akan lontari dan bahas tentang apa itu PNS yang gue maksud, jadi ceritanya disaat gue lulus SMA, gue sempet berfikir mau langsung kerja atau kuliah, karena gue masih nganggur hampir tiga bulan lebih, tapi setelah gue keterima kerja dan gue nerima penghasilan, langsunglah terbesit gue mau kuliah dan tetep kerja.

Gue pertama kali kerja di umur ke-20 dan masih bingung, mau tau dunia kerja itu seperti apa, di dalam lingkungan kerja itu seperti apa, sekeliling gue orang-orang yang umurnya di atas sepuluh bahkan duapuluh tahun diatas umur gue, namun disitu gue mulai beradaptasi dengan orang-orang lingkungan kerja gue, tapi gimana gue harus bercakap, bersikap dan bercanda sesama orang di sekililing kerjaan gue, dulu gue pernah bekerja di RS swasta di daerah Jakarta Selatan di bagian laboratorium.

Bulan demi bulan, tahun demi tahun ternyata gue kerja itu sudah hampir tiga tahun, dalam pertanyaan gue, kapan dan gimana caranya gue bisa bercakap dengan orang yang lebih tua sama gue, itu jawaban yang gak gampang, gue pelajari dan gue lalui selama pertama kali gue kerja, dan maklum gue anak bandel kayak gue kerja di lingkungan RS dan banyak SPO dan peraturan lainnya yang gue belum sangat mengerti.

Akhirnya tiap hari gue kerja dari pagi sampe sore dan malemnya gue kerja sambil kuliah, itu rutin gue lakuin setiap hari, gue lalui dan gue kerjakan, karena disamping itu gue udah mulai mau niat belajar mandiri, setelah gue pahami dan gue pelajari tentang apa itu kerja dan apa itu dunia kerja, disitulah timbul jiwa pendewasaan gue, dari gaya bahasa gue, bicara, dan sikappun tanpa gue sadari berubah tanpa di sengaja, bukan karena gue ikut-ikutan orang, tapi semua itu berubah dengan umur gue yang bertambah, dan sikap gue yang sudah biasa memberi opini ke temen-temen dan gimana caranya lu mengenal diri lu sendiri.

Tapi ada satu hal dari semua yang gue pelajari, sikap keegoisan gue yang membuat gue sangat pendek dalam mengambil keputusan, mengapa gue berkata seperti ini? karena gak bisa gue pungkiri, walaupun gue udah kerja dan mendapat penghasilan dan niat untuk mendiri, tapi disitu umur gue tahapan dari remaja mau beranjak ke dewasa, keegoisan itu susah untuk dilepas atau dikendalikan, tapi bagaimana lu bisa menyiasati dan merubahnya?

Satu kunci jawaban yang gue jawab itu 'Mengenal diri Sendiri', perlahan lu harus tau diri lu sendiri, bukan mengenal diri seseorang entah mau gebetan lu, pacar lu atau temen lu, tapi lu harus kenal diri lu sendiri, sekarang yang masih belum bisa mengenal diri sendiri, mereka akan selalu dikalahkan oleh sifat yaitu 'EGO'.

Perlahan gue coba belajar memahami diri sendiri dan tetap keegoisan gue masih ada dan guepun cepat ambil kesimpulan, bahwa disaat gue sibuk mengurus ujian akhir semester dan tetap kerja, tanggung jawab kerja lebih besar, akhirnya gue mentok, gue lepas kerjaan gue yang suda tiga setengah tahun, karena disaat itu gue mumet dengan kuliah yang deadline dan kerjaan gue yang sudah lebih baik gue tinggalin, sebenernya hanya soal sepele, kalu kita dampingin dengan pula pikir kedepan gue sangat menyesal.

Setelah gue keluar kuliah dan mendapat title D3, akhirnya gue sulit untuk mencari pekerjaan, ternyata penyesalan datang belakangan, detik menit hari kehari gue hanya bekerja freelance dan singkat, tetapi tetap gue ambil semua keputusan guepun berjalan mengalir sendiri, dan gue akan kerja dimana dan menjadi apa, kadang kita punya title tapi gelar kita sama pekerjaan kita tidak sesuai, akhirnya gue mengambil kesimpulan dengan sabar dan selalu ikhtiar serta berdoa.

- Pengalaman yang akan mendewasakan kita -
                                                            Al`Ayubi

IV. A.N.G.K.E.R (Anak Band, Namun Nga Keren)

Sejak SD entah mengapa gue harus kenal dengan yang namanya alat musik, yang disebut gitar, sampai gue ke sebuah mall, gue meminta ke bokap gue untuk dibelikan gitar, sampai akhirnya gue harus merengek (haha.. maklum anak kecil), dan kemudian hari karena nilai sekolah gue turun, bokap gue menyadari itu karena gue belum dibelikan gitar, dan akhirnya gue punya gitar akustik pada saat itu, dan mulailah gue kena dengan dunia musik, yang notabennya di dalam keluarga besar, nga ada satupun yang mengenal musik ataupun bisa main musik.

Menekuni musiklah kegiatan gue setiap hari sehabis pulang sekolah, pasti gue selalu bermain gitar, dan tidak pernah sekalipun gue absen memegang gitar, belum kenal band pada saat itu karena masih anak rumah yang fokus main alat musik di dalam rumah saja.

Berjalan waktu, mulailah kenal band dan apa yang disebut dengan band, bayangan di otak gue adalah bisa berkarya dengan band, banyak kenal cewe, dan bisa sukses di dalam band, entang kenapa apabila ada yang berhubungan dengan musik, gue selalu mau belajar dan cepet tanggap, dibandingkan gue belajar pelajaran sekolah haha..., dari SD kenal musik, SMP kenal band, SMA pengen banget jadi anak band sukses, tapi semua itu ada titik jenuh untuk jadi anak band, kenapa? karena gak berkembang pastinya haha.. geleng-geleng kepala.

Sampai akhirnya gue mencoba buat belajar nyanyi dan buat lirik lagu, itu era dimana gue sudah kerja dan bisa beli alat musik sendiri dari penghasilan gue kerja, dan semua itu gue lalui dengan bayangan anak band yang sukses, yang bisa nongol di tv, preeettt.. haha.., keren deh pokoknya apa yang selalu gue bayangin untuk menjadi seorang anak band.

Cita-cita kita berawal dari mimpi, apapun kita yang seharusnya bisa kita capai, iya memang benar tetapi tetap harus dengan usaha dan doa, gak akan semuanya bisa dijalanin kalau kita gak usaha dan tidak bersungguh-sungguh (prok.. prok.. prok..) tapi tetep pada intinya gue ngak akan ninggalin apa yang disebut musik dan apa yang dinamakan dengan band, entah kenapa juga gue harus punya opini kaya gitu, dalam hari-hari gue dan sudah mendarah daging di jiwa gue. ya keless.

Orang yang berbuat baik jika rejekinya belum tiba tetapi bencana telah menjaujinya, dan Orang yang berbuat jahat jika rejekinya telah tiba tetapi bencana menghampirinya -
                                      Al`Ayubi


No comments:

Post a Comment